Nesabamedia – Dalam kasus penipuan digital atau scam, waktu adalah segalanya. Begitu korban menyadari uangnya telah melayang ke rekening penipu, hitungan menit sangat menentukan apakah dana tersebut bisa diselamatkan atau tidak.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyadari betul urgensi ini. OJK kini menekan pentingnya kecepatan pelaporan masyarakat sebagai kunci utama dalam menanggulangi kerugian akibat scam yang semakin marak dan terorganisir.
Kecepatan Adalah ‘Rudal Anti-Scam’ OJK
Menurut Kepala Departemen Perlindungan Konsumen OJK, Rudy Agus Purnomo Raharjo, kecepatan adalah faktor penentu keberhasilan penanganan kasus.
“Semakin cepat laporan masuk, semakin besar peluang dana bisa diselamatkan,” kata Rudy dalam sebuah diskusi di Jakarta.
OJK telah membentuk Indonesia Anti-Scam Centre (IASC), sebuah lembaga yang bertugas mempercepat koordinasi lintas otoritas dan lembaga keuangan. Tugas IASC sangat krusial: memastikan rekening penipu segera diblokir dan, yang paling penting, memproses pengembalian dana korban.
Instruksi Keras untuk Perbankan: Respons 5 Menit!
Untuk memastikan penanganan berjalan cepat, OJK telah memberikan instruksi tegas kepada sektor perbankan.
- Target Respons Cepat: OJK meminta sektor perbankan untuk merespons laporan penipuan dalam waktu sangat singkat, yaitu 5 hingga 10 menit, untuk segera memblokir rekening yang terlibat.
Kecepatan ini sangat penting karena sindikat penipuan kini bekerja seperti rantai yang terorganisir, menggunakan banyak rekening dan tahapan transaksi untuk menyamarkan aliran dana. Begitu dana masuk, penipu akan langsung memecahnya dan menariknya secepat kilat. Pemblokiran dalam hitungan menit dapat memotong rantai ini.
Sebagai bukti keberhasilan gerak cepat ini, Rudy Agus Purnomo Raharjo mengungkapkan data yang cukup melegakan:
“Dari sekitar Rp7 triliun nilai transaksi mencurigakan, sekitar Rp300 miliar berhasil diblokir dan sebagian sudah dikembalikan ke konsumen,” ungkapnya.
Rudy menambahkan bahwa pola penipuan di Indonesia sudah berbentuk sindikat, bukan lagi dilakukan oleh penipu tunggal. Modus yang digunakan pun semakin kompleks, melibatkan banyak rekening dan tahapan untuk mengaburkan jejak.
Oleh karena itu, sinergi antara regulator (OJK, BI), aparat penegak hukum, pelaku industri keuangan, hingga penyedia platform digital menjadi kunci utama untuk memutus jaringan kejahatan siber yang terorganisir ini.
Jalur Pelaporan yang Wajib Diketahui Masyarakat
Agar masyarakat bisa bergerak secepat bank dan OJK, penting untuk mengetahui jalur pelaporan yang disediakan:
- Melapor ke OJK:
- Telepon: Kontak 157
- Aplikasi: Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK)
- Melapor ke Bank/Penyedia Jasa Keuangan: Segera hubungi call center bank Anda begitu menyadari adanya transfer mencurigakan. Ini adalah langkah pertama dan terpenting.
Rudy berharap, dengan kerja sama yang kuat dan kesadaran publik yang meningkat, upaya pencegahan penipuan digital dapat berjalan lebih efektif. Namun, ia kembali menegaskan bahwa literasi dan kesadaran masyarakat adalah fondasi pertahanan.
Ingat: Penipuan terjadi bukan hanya karena kurangnya edukasi, tetapi karena adanya bujuk rayu dan tipu muslihat yang cerdik. Jangan mudah panik dan jangan pernah bagikan data sensitif yang kamu miliki!
Download berbagai jenis aplikasi terbaru, mulai dari aplikasi windows, android, driver dan sistem operasi secara gratis hanya di Nesabamedia.com:











