Did You Know?

You can create any type of product documentation with Docly

Docly

Hashing

Estimated reading: 6 minutes 801 views

Apa itu Hashing?

Hashing adalah proses dalam menghasilkan Fixed-Sized Output dari Variable-Sized Input melalui penggunaan rumus matematika yang kita kenal sekarang dengan sebutan Hash Function. Dalam kripto yang memiliki banyak aset, penggunaan algoritma dari Hashing akan berbeda dalam membuat berbagai macam kode Hash.

Hashing bisa dikatakan sebagai hal yang paling mendasar dalam dunia Bitcoin, karena memiliki fungsi untuk mengamankan data dan sekaligus menjadi kriptografi satu arah, yang mana berbeda dengan sistem keamanan enkripsi. Hashing berjalan dengan menggunakan sistem kriptografi satu arah, sedangkan enkripsi berjalan dua arah.

Dalam memahami Hashing, maka kita akan menemukan dua karakteristik yang berbeda namun saling berkaitan. Pertama, Input yang sama maka akan selalu menghasilkan Output yang sama. Kedua, tidak ada cara lain untuk membalikkan dari Output menjadi Input.

Hashing adalah bagian dari kode alfanumerik dengan panjang yang telah ditentukan dengan tetap sebagai perwakilan dari pesan, data dan kata. Hashing sendiri berawal dari kata Hash yang mana diartikan sebagai Sidik Jari dalam rangkuman data digital.

Kode Hash dalam algoritma yang sempat disinggung di bagian atas tadi akan menghasilkan alfanumerik secara acak, kode ini merupakan angka yang tertulis dalam bilangan notasi Hexadecimal yang bisa dipahami seperti di bawah ini:

hexadecimal
Bilangan Hexadecimal

Misalnya, dalam Bitcoin telah menggunakan sebuah algoritma Hashing dengan nama SHA-256. Maka, jika kita bagikan dalam bilangan Hashing dengan memasukkan Input dan menghasilkan Output dengan nilai Hashing yang sama, maka akan menjadi seperti berikut:

Hashing
Contoh pesan yang diubah menjadi Hashing

Lebih lanjut, Anda bisa langsung mengunjungi situs web berikut ini untuk dapat mencobanya sendiri. Anda dapat memasukkan beberapa kata dan pesan yang kemudian bisa langsung melihat Output apa yang dikeluarkan.

Fungsi Hashing

Apa itu Hashing?

Hashing memiliki beberapa fungsi yang bekerja dalam dunia kripto, beberapa fungsi tersebut diantaranya ialah sebagai berikut:

1. SHA-1

SHA-1 atau Secure Hash Algorithm 1 merupakan fungsi Hash yang bekerja dengan mengambil Input untuk menghasilkan nilai 20-bit. SHA-1 sendiri memiliki 40 digit heksadesimal dan telah dirancang khusus oleh Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA).

2. SHA-2 & SHA-3

SHA-2 pertama kali dikembangkan pada tahun 2001, kedua jenis ini merupakan bagian lanjutan dari SHA-1. Jenis algoritma yang satu ini terdiri dari enam fungsi Hash dengan ukuran Digest yang berbeda-beda.

Beberapa waktu setelahnya, munculah SHA-3 yang telah dikembangkan oleh lembaga di luar dari NSA dan dirilis oleh NIST dengan umur yang tergolong muda, di mana dirilis pada 2015 lalu. Penggunaan dari SHA-3 ini hanya digunakan ketika fungsi MD5 dan SHA-1 tidak memberikan respons yang diharapkan.

3. MD5

MD5 sering kali digunakan bersamaan dengan nilai Hash 128-bit, di mana telah dimanfaatkan dalam sejumlah program keamanan seperti internet standar atau RFC 1321. MD5 sendiri merupakan salah satu pengganti MD4 yang mana telah dikembangkan oleh Ronald Rovest.

4. RIPEMD-106

RIPEMD (Race Integrity Primitive Evaluation Message Digest) adalah algoritma yang dikembangkan dari MD4. RIPEMD-106 telah disusun dari konstruksi Merkle-Damgard dan masuk ke dalam standar keamanan Bitcoin. Jenis yang satu ini memang dikenal memiliki performa yang lebih cepat dan bertenaga untuk mengurangi data yang di pending.

Manfaat Hashing

Berikut ini beberapa hashing yang perlu diketahui:

1. Menjaga Integritas

Hash memiliki fungsi yang terlihat sensitif, karena ada perubahan sedikit saja maka akan mengubah struktur struktur dari isi kode yang disusun. Maka dari itu, Hashing sering digunakan untuk menjaga integritas data yang tidak dapat diubah dengan mudah.

2. Mempercepat Proses

Salah satu contoh mudah yang bisa kita lihat dari fungsi Hash ialah verifikasi salinan arsip asli. Pengiriman ini tentu akan memakan waktu dan sangat merepotkan, namun fungsi Hash ini memiliki metode yang lebih mudah, jika Message Digest dari salinan telah dicocokkan dengan Message Digest di arsip yang asli, kita dapat memastikan bahwa semua salinannya sama.

3. Bukti Digital

Proses Hash ini dalam ranah hukum telah disahkan, di mana turut membantu dalam pembuktian digital. Karena, Hash memiliki fungsi yang dapat digunakan sebagai label dari identitas bukti yang memiliki probabilitas identik hingga 99%. Juga, Hash diandalkan dalam kepentingan hukum oleh mereka yang bekerja pada bidang Forensik dengan menjaga bukti data yang telah diolah.

Perbedaan Hashing dan Enkripsi

difference-between-hashing-and-encryption

Tadi, kami sempat menyinggung sedikit mengenai perbedaan antara Hashing dan enkripsi. Nah berikut kami akan menjelaskan lebih dalam mengenai perbedaan sistem keamanan Hashing dan enkripsi, yang mana mungkin masih banyak yang belum memahami sistem dasar antara kedua jenis keamanan ini.

Hashing telah digunakan untuk memberikan validasi data dengan integritas konten dengan cara mendeteksi semua jenis modifikasi yang mana telah berubah dari segi Outpuyt Hash. Sedangkan enkripsi memiliki fungsi untuk menyandikan data demi menjaga kerahasiaan keamanan data dan membutuhkan kunci pribadi.

Dalam penggunaannya, enkripsi akan mengubah data ini menjadi acak sebelum akhirnya dikirimkan dan diterima yang kemudian akan mengubah kembali data acak tadi menjadi teks biasa sesuai dengan kunci yang tepat.

the-different-about-hashing-and-encrypted
Tabel: Perbedaan Hashing & Enkripsi

Dari sini, kita bisa mengerti bahwasanya enkripsi memiliki kunci dua arah yang bekerja berdampingan. Sedangkan Hashing memiliki fungsi satu arah yang akan mengubah teks menjadi inti sari yang unik dan dapat dipulihkan.

Persamaan Hashing dan Enkripsi

Meskipun dalam metodenya memiliki cara kerja yang berbeda, namun antara Hashing dan enkripsi sendiri memiliki kesamaan dalam beberapa aspek. Keduanya memiliki fungsi yang sama-sama mengubah data menjadi dua format yang berbeda. Namun, enkripsi dapat dibalik sedangkan untuk Hashing tidak seperti itu.

Ketika digunakan dalam menjaga kerahasiaan data perusahaan dan kripto, keduanya memiliki keunggulan yang sama karena mampu menyembunyikan data dengan sangat baik. Di era digital yang semuanya serba Online ini, menggunakan Hashing dan enkripsi bisa dikatakan menjadi pilihan terbaik untuk keamanan akses data.

Saat ini, pengembang dari Hashing dan enkripsi juga rutin melakukan perbaikan dan pemeriksaan agar sistemnya dapat bekerja dengan maksimal. Karena, untuk menghindari kejahatan siber sendiri memang diperlukan sistem yang kuat. Kita tidak mengetahui bahwa setiap saat ada banyak jenis serangan siber yang menanti kelemahan sistem ini.

Cara Kerja Hashing

how-hashing-works
Gambar: Cara Kerja Hashing

Ketika menggunakan Hashing maka kita akan berhubungan langsung dengan kegiatan Mining dalam kripto, termasuk diantaranya Bitcoin. Ketika melakukan Mining, maka ada banyak blok yang berisikan transaksi yang tentu telah diverifikasi melalui Hashing sebelum akhirnya ditambahkan.

Pada proses ini, ada istilah Hash Rate yang digunakan untuk melakukan pengukuran dan menghitung jumlah jaringan yang ada di Bitcoin, untuk kemudian akan memecahkan beberapa teka-teki matematika yang tentu saja rumit.

Seiring jaringan kripto yang semakin bertambah, maka Hash akan bekerja dengan lebih cepat untuk meningkatkan Hash Rate yang telah disebutkan tadi. Namun, ada pula faktor lain yang bisa digunakan dalam mempercepat proses tadi dengan bantuan ASIC.

Dari sini, mungkin kita sudah bisa membayangkan betapa kompleks dan sulitnya Hashing. Namun, di sisi lain menjadikan Hashing sebagai salah satu kegiatan Mining paling sulit dan aman di dunia.

Leave a Comment

CONTENTS