iPhone Air Gagal Total? Produksi Dipangkas 80% Lebih! Tanda-Tanda Bakal Disuntik Mati?

Nesabamedia—Analis kondang yang dikenal memiliki “mata elang” di internal Apple, Ming-Chi Kuo, kembali melempar laporan yang mengejutkan pasar teknologi (27/10).

Menurut laporan terbarunya, Apple sedang secara drastis memangkas kapasitas produksi dan pengiriman untuk model terbaru mereka, iPhone Air.

Skala pemangkasan ini disebut-sebut sangat ekstrem, mencapai lebih dari 80% pada Kuartal I tahun 2026. Laporan ini seketika menimbulkan pertanyaan besar di kalangan penggemar dan investor: apakah model iPhone Air akan menyusul nasib kelam seri pendahulunya, seperti iPhone Mini dan iPhone Plus?

Dalam cuitannya di media sosial (atau laporan kepada investor), Kuo secara lugas menyatakan bahwa permintaan untuk iPhone Air jauh di bawah ekspektasi awal Apple. Kondisi ini memaksa raksasa teknologi dari Cupertino tersebut untuk mengambil langkah korektif yang tergolong brutal.

Detail pemangkasan yang dilaporkan sangat mengkhawatirkan:

Reduksi Kapasitas Massif: Sebagian besar pemasok komponen Apple diminta untuk mengurangi kapasitas produksi mereka hingga lebih dari 80% yang akan berlaku efektif pada kuartal pertama tahun 2026.
Penghentian Komponen: Bahkan, beberapa komponen khusus yang memiliki waktu tunggu produksi yang panjang (Long Lead Times) dilaporkan akan dihentikan produksinya secara total pada akhir tahun 2025.

Langkah ini bukanlah penyesuaian kecil, melainkan sinyal yang sangat keras dari Apple. Ini mengindikasikan bahwa, sejauh ini, strategi penempatan produk iPhone Air di pasaran belum berhasil memikat minat konsumen dalam volume yang diharapkan.

Hantu Masa Lalu: Nasib Serupa ‘iPhone Mini’ dan ‘Plus’

Fenomena produk non-Pro yang gagal menarik perhatian pasar besar bukanlah kali pertama menimpa Apple. Konsumen seolah terbagi menjadi dua kutub, memilih varian Pro untuk mendapatkan fitur dan teknologi paling premium, atau memilih varian standar/SE yang menawarkan harga paling terjangkau.

iPhone Air, yang kemungkinan dirancang untuk mengisi ceruk pasar dengan keunggulan spesifik (misalnya, desain yang sangat tipis seperti namanya ‘Air’ atau spesifikasi yang sangat spesifik), tampaknya terjebak di tengah-tengah. Keunggulannya tidak cukup kuat untuk mendorong konsumen menjauhi dominasi model Pro.

Seri iPhone mini sebelumnya sempat dihentikan karena penjualan yang lesu, kemudian iPhone Plus juga menunjukkan performa yang kurang memuaskan. Jika tren ini berlanjut, Kuo mengisyaratkan bahwa model iPhone Air yang kita lihat saat ini berpotensi besar menjadi seri yang pertama sekaligus yang terakhir.

Bukan Kegagalan Total, Hanya Strategi Penyesuaian?

Meskipun data pemangkasan kapasitas terdengar dramatis, Ming-Chi Kuo juga menyajikan perspektif lain yang sedikit melegakan. Ia mengingatkan bahwa pemangkasan produksi ini juga bisa ditafsirkan sebagai bagian dari strategi penyesuaian yang sangat fleksibel oleh Apple.

Apple dikenal memiliki rantai pasok global yang sangat responsif. Dalam siklus peluncuran iPhone, model-model Pro memang hampir selalu mendominasi penjualan di bulan-bulan awal karena para Early Adopter berburu teknologi terbaru.

Model non-Pro, termasuk iPhone Air ini, seringkali baru “panas” dan mencatat peningkatan penjualan yang lebih baik setelah beberapa bulan berlalu, terutama menjelang musim liburan atau promosi tertentu.

Dengan demikian, pemangkasan ini bisa saja merupakan langkah sementara Apple untuk:

Mengarahkan sumber daya dan promosi agar fokus terlebih dahulu pada peningkatan penjualan model iPhone Pro.
Mengelola inventaris secara hati-hati agar tidak terjadi kelebihan stok jika permintaan lambat.

Namun, Kuo mewanti-wanti, jika tren permintaan yang lesu ini berlanjut hingga pertengahan tahun 2026, maka kecil kemungkinan seri ‘Air’ ini akan mendapatkan generasi penerus.

Editor: Hudalil Mustakim