Nesabamedia – Penipuan digital atau yang sering disebut scam telah berevolusi dari sekadar SMS ‘Mama Minta Pulsa’ menjadi kejahatan siber yang sangat canggih dan terstruktur. Modusnya kini tak main-main: memanfaatkan Kecerdasan Buatan (AI) untuk memalsukan suara hingga wajah (01/11).
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menegaskan bahwa penipuan digital telah menjadi kejahatan serius yang menuntut langkah penanganan yang lebih cepat dan terpadu. Bukan lagi hanya masalah edukasi, melainkan perang melawan industri teknologi gelap yang menghasilkan uang besar.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi, Mediodecci Lustarini, dalam peluncuran “GASA State of Scams 2025 Indonesia Report” di Jakarta, menyoroti betapa cepatnya evolusi kejahatan ini.
“Scam saat ini bukan lagi soal kurangnya pendidikan atau pengetahuan digital. Ini sudah menjadi industri teknologi yang menghasilkan uang besar dan terus mengembangkan modusnya,” kata Mediodecci.
Dulu, penipu hanya mengandalkan kelengahan. Sekarang, mereka bisa menggunakan teknologi voice cloning untuk menelepon Anda dengan suara yang sangat mirip anak atau kerabat, membuat korban langsung panik dan terjerumus.
Menghadapi musuh yang terorganisir, penanganan pun tidak bisa dilakukan secara sektoral. Komdigi menekankan pentingnya kolaborasi erat antara berbagai instansi, termasuk:
- Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
- Bank Indonesia (BI)
- Penyedia Platform Digital
- Operator Telekomunikasi
Komdigi sendiri terlibat aktif dalam Satgas PASTI dan Indonesia Anti-Scam Center (IASC). Kolaborasi ini fokus pada pertukaran data, informasi intelijen, dan penyelarasan strategi pencegahan.
Salah satu poin paling krusial yang ditekankan Komdigi adalah bahwa langkah pencegahan harus menjadi prioritas utama, bukan sekadar berfokus pada pemblokiran dana setelah kejadian terjadi. Ibaratnya, lebih baik mencegah rumah kebakaran daripada sibuk memadamkan api.
Inovasi Pencegahan yang Sedang Dikembangkan:
- Integrasi Layanan Aduan: Komdigi tengah mengembangkan sistem agar seluruh layanan aduan penipuan terintegrasi.
- Notifikasi Otomatis: Harapannya, masyarakat bisa mendapat peringatan otomatis saat hendak melakukan transfer atau kontak dengan nomor yang terindikasi scam atau pernah dilaporkan.
“Bayangkan jika seseorang hendak mentransfer uang dan muncul peringatan bahwa nomor tersebut terindikasi scam, itu bisa menyelamatkan banyak orang,” jelas Mediodecci.
Layanan ini didukung inisiatif seperti program Flagging (penandaan) pesan anti-scam berbasis SMS dan platform digital, serta layanan cek rekening dan aduan nomor yang mudah diakses.
Dari sisi perbankan dan sistem pembayaran, Bank Indonesia (BI) melalui Penasihat Departemen Surveilans Sistem Pembayaran, Rozidyanti, menegaskan bahwa penyedia jasa pembayaran (PJP) adalah garis pertahanan pertama.
BI mengawasi ketat kinerja PJP, mulai dari integritas, manajemen risiko, hingga kualitas infrastruktur layanan dalam menangani aduan konsumen. Konsumen yang memiliki masalah harus terlebih dahulu melapor ke PJP.
Jika penyelesaian gagal di tingkat PJP, barulah BI akan memfasilitasi penyelesaian. Hal ini untuk memastikan proses penanganan cepat dan terarah. Intinya, perlindungan konsumen harus terus dijaga agar kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan digital tetap tinggi.
Download berbagai jenis aplikasi terbaru, mulai dari aplikasi windows, android, driver dan sistem operasi secara gratis hanya di Nesabamedia.com:











