Nesabamedia—Perusahaan pengembang kecerdasan buatan (AI) terkemuka, OpenAI, baru-baru ini merilis data yang sangat mencengangkan dan memicu perdebatan serius tentang peran AI dalam kesehatan mental (28/10).
Data tersebut mengungkapkan bahwa sekitar satu juta pengguna aktif mingguan ChatGPT membahas pemikiran atau niat untuk bunuh diri (Suicidal Ideation) dengan Chatbot tersebut.
Angka ini, meskipun hanya persentase kecil dari total 800 juta pengguna aktif mingguan ChatGPT, menunjukkan betapa besarnya volume orang yang mencari saluran keluar untuk masalah kesehatan mental yang serius, dan mereka memilih AI sebagai tempat curhat.
ChatGPT: Teman Curhat di Tengah Krisis
Penggunaan ChatGPT untuk membahas masalah kesehatan mental, termasuk keinginan bunuh diri, mencerminkan dua hal: aksesibilitas dan anonimitas.
- Akses 24/7: Tidak seperti terapis manusia yang terikat waktu dan biaya, ChatGPT selalu tersedia 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan gratis. Ini menjadikannya tempat berlindung instan bagi seseorang yang sedang mengalami krisis emosional.
- Bebas Stigma: Berbicara dengan AI memungkinkan pengguna untuk mengungkapkan pikiran mereka yang paling gelap tanpa takut dihakimi, distigma, atau diintervensi oleh orang terdekat. Dalam banyak kasus, AI menjadi wadah “pelepas tekanan” yang aman bagi pikiran yang sangat rentan.
Data OpenAI juga mencatat bahwa ada sekitar 0,07% pengguna yang menunjukkan tanda-tanda psikosis atau mania, dan 0,15% yang mengindikasikan keterikatan emosional yang tinggi pada ChatGPT, fenomena yang juga memicu kekhawatiran baru tentang ketergantungan pada AI.
Respon Cepat OpenAI: Mengubah AI Menjadi Jaring Pengaman
Menanggapi data sensitif dan potensi bahaya ini, terutama mengingat adanya kasus gugatan hukum di masa lalu terkait Chatbot yang mendorong tindakan Self-Harm, OpenAI mengambil langkah mitigasi yang signifikan.
OpenAI mengumumkan telah bekerja sama dengan lebih dari 170 pakar kesehatan mental untuk memperkuat respons ChatGPT. Tujuannya bukan menjadikan ChatGPT sebagai terapis, tetapi sebagai jaring pengaman (safety net) yang efektif:
- Peningkatan Akurasi Respons: OpenAI telah meningkatkan kemampuan model GPT-5 terbarunya untuk mengenali dan merespons percakapan sensitif. Respons yang tidak sesuai atau berbahaya dalam percakapan terkait bunuh diri dan Self-Harm berhasil dikurangi hingga 65% dibandingkan model sebelumnya (GPT-4o).
- Pengurangan Keterikatan Emosional: Untuk pengguna yang menunjukkan tanda-tanda ketergantungan yang tidak sehat pada Chatbot, respons yang tidak sesuai dikurangi sekitar 80%, mengarahkan pengguna kembali kepada dukungan manusia nyata.
- Intervensi Tepat Guna: Saat mengenali tanda-tanda krisis, ChatGPT didesain untuk segera mengarahkan pengguna ke sumber daya profesional, seperti nomor hotline atau konselor kesehatan mental yang terpercaya.
OpenAI menyatakan, “Kami percaya ChatGPT dapat menyediakan ruang yang mendukung bagi orang untuk memproses apa yang mereka rasakan, dan membimbing mereka untuk menghubungi teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental bila diperlukan.”
Editor: Hudalil Mustakim
Download berbagai jenis aplikasi terbaru, mulai dari aplikasi windows, android, driver dan sistem operasi secara gratis hanya di Nesabamedia.com:











