Nesabamedia – Kontroversi seputar pembatasan nasihat sensitif yang diberikan oleh ChatGPT kembali mencuat, memaksa OpenAI turun tangan untuk membantah tuduhan bahwa mereka sengaja membatasi kemampuan model bahasa mereka dalam memberikan saran hukum dan kesehatan ke penggunanya (05/11).
Isu ini membuka kembali perdebatan fundamental mengenai etika, legalitas, dan batas tanggung jawab Kecerdasan Buatan (AI) di sektor-sektor yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia.
Mengapa AI Menghindari “Nasihat” di Sektor Sensitif?
Meskipun model seperti ChatGPT memiliki akses ke data yang luas (termasuk literatur medis dan peraturan hukum), menghindari peran sebagai penasihat profesional adalah langkah krusial.
Nasihat medis atau hukum memerlukan konteks spesifik, interpretasi, dan penilaian yang hanya dapat dilakukan oleh profesional berlisensi. Kesalahan sekecil apa pun dari AI dapat berujung pada kerugian finansial, bahkan bahaya fisik atau kematian.
AI tidak memiliki lisensi praktik, tidak terikat sumpah profesional, dan tidak memiliki empati. Fungsi utamanya adalah memproses data, bukan membuat keputusan etis atau klinis.
Dengan menghindari peran sebagai penasihat, OpenAI berupaya melindungi diri dari potensi tuntutan hukum (malpraktik) yang bisa timbul jika pengguna mengambil tindakan berdasarkan output AI yang salah. Nasihat tersebut dianggap sebagai informasi generik, bukan rekomendasi spesifik.
Keseimbangan Safety Guardrails vs Utility
Penjelasan OpenAI bahwa tidak ada pembatasan yang disengaja mengarah pada penjelasan teknis tentang Safety Guardrails atau pagar pengaman.
Ini adalah lapisan pemrograman yang didesain untuk mencegah AI menghasilkan konten berbahaya, ilegal, atau tidak etis. Respons yang berbunyi “Saya bukan dokter/pengacara, konsultasikan dengan profesional” adalah bagian dari guardrail ini.
OpenAI ingin menegaskan bahwa AI mereka mampu memberikan informasi medis atau hukum, tetapi dilarang untuk menyajikan informasi tersebut sebagai “nasihat” yang bersifat final dan dapat diandalkan, demi keamanan pengguna.
Para developer AI terus berjuang mengatasi pengguna yang mencoba mengakali guardrails ini (prompt injection) untuk mendapatkan informasi sensitif, membuat batasan ini menjadi pertempuran yang berkelanjutan.
Kontroversi ini akan terus mendorong regulator global untuk menciptakan kerangka hukum yang jelas mengenai tanggung jawab Large Language Model (LLM). Masa depan AI tidak hanya terletak pada kecanggihan, tetapi pada kepercayaan dan keamanan dalam penggunaannya. Pengguna harus diingatkan terus-menerus bahwa ChatGPT adalah alat, bukan otoritas.
Download berbagai jenis aplikasi terbaru, mulai dari aplikasi windows, android, driver dan sistem operasi secara gratis hanya di Nesabamedia.com:











